A. Pendahuluan
Bahasa muncul dan berkembang dari berbagai macam factor seperti letak geografis, kebudayaan, pengaruh bahasa lain dan lain sebagainya, yang akhirnya memunculkan berbagai karakter dan bentuk bahasa disetiap wilayah.
Setiap manusia diciptakan oleh Allah bersuku-suku berbangsa-bangsa, sehingga mereka memilki alat komunikasi yang berbeda-beda yaitu bahasa. Di dunia ini bahasa itu bermacam-macam diantaranya ada bahasa arab dan bahasa Indonesia, Setiap orang memiliki bahasa dengan karakteristik masing-masing yang membedakan arti bahasa yang lainnya. Salah satu ilmu yang paling penting untuk memahami bahasa arab adalah ilmu sintaksis dan morfologi. Dari sebagian pembahasan materi yang berkaitan dengan bahasa arab adalah pronomina (dhomir). Begitu juga, dalam bahasa indonesia kita menemukan pronomina yang disebut kata ganti, sehingga rasa keingin tahuan peneliti mendorong untuk mengetahui persamaan dan perbedaan pronomina, antara pronomina dalam bahasa arab dan pronomina dalam bahasa indonesia. Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan dan persamaan pronomina dalam bahasa arab dan bahasa Indonesia.
B. Perbedaan antara pronomina dalam bahasa Arab (dhomir) dengan kata ganti dalam bahasa Indonesia
Dalam penggunaannya, pronomina kata ganti dalam bahasa Indonesia memiliki beberapa perbedaan dengan pronominal dalam bahasa Arab salah, kata ganti dalam bahasa Indonesa tidak memperhatikan jenis kelamin laki-laki atau perempuan.
1. “Saya”: [pron] orang yg berbicara atau menulis (dl ragam resmi atau biasa)
2. “Kamu”: [pron jamak] yg diajak bicara; yg disapa (dl ragam akrab atau kasar)
3. “Dia”: [pron] persona tunggal yg dibicarakan, di luar pembicara dan kawan bicara; ia
4. “kita”: [pron] pronomina persona pertama jamak, yg berbicara bersama dng orang lain termasuk yg diajak bicara
5. “Mereka”: [pron] dia dng yg lain; orang-orang yg dibicarakan
6. “Kalian”: [pron] yg diajak bicara yg jumlahnya lebih dr satu orang (dl ragam akrab)
Dalam bahasa Arab penggunaan pronomina (dhomir) sangat diperhatikan apakah itu laki-laki ataupun perempuan, dalam bahasa Arab juga memiliki dhomir yang khusus untuk dua orang yang tidak dimiliki oleh kata ganti dalam bahasa Indonesia.
No | Dhomir Laki-laki | Dhomir perempuan | Pengertian |
1 | أنا | أنا | [pron] orang yg berbicara atau menulis (dl ragam resmi atau biasa) |
2 | أنت | أنت | [pron jamak] yg diajak bicara; yg disapa (dl ragam akrab atau kasar) |
3 | هو | هي | [pron] persona tunggal yg dibicarakan, di luar pembicara dan kawan bicara; ia |
4 | نحن | نحن | [pron] pronomina persona pertama jamak, yg berbicara bersama dng orang lain termasuk yg diajak bicara |
5 | هم | هنا | [pron] dia dng yg lain; orang-orang yg dibicarakan |
6 | أنتما | أنتما | [pron ganda kamu] dua orang bersama-sama; terdiri atas dua orang |
7 | هما | هما | [pron ganda mereka] dua orang bersama-sama; terdiri atas dua orang |
8 | أنتم | أنتن | [pron] yg diajak bicara yg jumlahnya lebih dr satu orang (dl ragam akrab) |
C. Pembahasan
Kata ganti orang dalam dalam bahasa Indonesia adalah:
Tunggal Jamak
· Orang I: aku Kami,Kita
· Oarang II: kamu kamu
· Orang III: dia mereka
1. Untuk orang pertama tunggal, guna menyatakan kerendahan diri dipakai kata-kata hamba sahaya (sansekerta: pengiring, pengikut), patik, abdi. Sebaliknya untuk mengungkapkan suasana yang agung atau mulia maka kata
a. Untuk orang pertama tunggal, guna menyatakan kerendahan diri dipakai kata-kata hamba, sahaya(Sansekerta: pengiring, pengikut), patik, abdi. Sebaliknya intuk mengungkapkan suasana yang agung atau mulia maka kata kami yang sebenarnya digunakan untuk orang pertama jamak dapat dipakai pula untuk menggantikan orang pertama tunggal. Ini disebut pluralis majestatis.
b. Untuk orang II
Untuk orang kedua tunggal dipakai paduka (Sansekerta: sepatu), tuan, Yang Mulia, saudara, ibu, bapak, dan lain-lain. Semuanya itu dipakai untuk menyatakan bahwa orang yang kita hadapi jauh lebih tinggi kedudukannya daripada kita. Kata kamu yang sebenarnya merupakan kata ganti orang kedua jamak dipakai pula sebagai pluralis majestatis untuk menggantikan orang kedua tunggal. Tetapi pada masa sekarang ini nilai keagungan itu sudah tidak terasa lagi, karena terlalu sering dipakai.
c. Untuk orang III
Untuk orang ketiga dipergunakan juga kaata-kata beliau, sedang bagi yang telah meninggal dipakai kata mendiang, almarhum atau almarhumah.
Kesimpulan
1) ada persamaan kata ganti orang pertama, kedua, dan ketiga (baik bentuk tunggal atau jamak), dalam fungsinya sebagai subjek kalimat yang berpredikat nomina, yaitu menggunakan bentuk bebas.
2) kata ganti orang pertama dan kedua (tunggal dan jamak), dalam fungsinya sebagai subjek kalimat yang berpredikat kata kerja lampau, dalam bahasa Indonesia menggunakan bentuk bebas, sedangkan bahasa Arab menggunakan bentuk terikat.
3) kata ganti orang pertama (tunggal dan jamak), dan kedua lakilaki, dalam fungsinya sebagai subjek kalimat yang berpredikat kata kerja bentuk sekarang atau yang akan datang dalam bahasa Arab selalu tersimpan dalam kata kerjanya (tidak diperlihatkan), sedangkan bahasa Indonesia selalu diperlihatkan.
4) kata ganti orang kedua tunggal perempuan, orang kedua jamak, dan orang ketiga jamak, dalam fungsinya sebagai subjek kalimat yang berpredikat kata kerja bentuk sekarang atau yang akan datang, dalam bahasa Arab menggunakan bentuk terikat, sedangkan bahasa Indonesia bentuk bebas.
5) kata ganti orang ketiga tunggal, dalam fungsinya sebagai subjek kalimat yang predikatnya berupa kata kerja bentuk lampau, sekarang atau yang akan datang, dalam bahasa Arab dapat diperlihatkan dan disembunyikan, sedangkan bahasa Indonesia selalu diperlihatkan.
6) kata ganti orang pertama, kedua, dan ketiga, (bentuk tunggal), dalam fungsinya sebagai objek kalimat, dalam bahasa Arab jika dapat digunakan bentuk terikat, tidak boleh menggunakan bentuk bebas, sedangkan bahasa Indonesia dapat menggunakan bentuk bebas atau terikat.
7) kata ganti orang pertama, kedua, dan ketiga, (jamak), dalam fungsinya sebagai objek kalimat, dalam bahasa Arab jika dapat digunakan bentuk terikat, harus menggunakan bentuk terikat, sedangkan bahasa Indonesia selalu menggunakan bentuk bebas.
Daftar Pustaka
· Munawir,Akhmad. Belajar Cepat Tata Bahasa Arab,2007,cetXIV.Nurma Media Idea
·
· Chaer,Abdul. Linguistik Umum,2007,cet ke III. Rineka Cipta: Jakarta
· Bawani, Drs. Imam. Tata Bahasa Arab Tingkat Permulaan.1987, oo
No comments:
Post a Comment