Tuesday, March 27, 2012
Lunturnya Budaya Membaca
Ketika kita tanpa sengaja melihat buku bacaan bergambar di depan kita, bayangan kita seolah terbawa arus memori masa lalu yang tergambar jelas, disaat kita beranjak tumbuh dewasa, betapa senang dan bahagianya dimasa kecil kita dihiasi dengan membaca, tanpa diperintah kita membolak balik halaman demi halaman untuk memperoleh pengetahuan didalamnya, apalagi bacaan yang mengandung kisah jenaka, semacam Si Kancil mencuri timun dan cerita jenaka yang lainnya, pikiran kita melayang jauh di masa lalu yang penuh canda dan tawa, setelah masa kecil berlalu, budaya membaca semakin langka, adakalanya membaca karena terpaksa, demi menyelesaikan tugas kuliah atau mencari materi tentang sesuatu yang memang dibutuhkan di saat itu, sehingga merasa cukup setelah selesai mendapatkannya. Dibutuhkan kesadaran dalam memupuk dan melestarikan budaya membaca ini, suatu langkah dalam mencari dan memperoleh suatu hal yang baru, mengolah dan menciptakan peluang untuk berkembang menjadi maju, membaca menjadikan kita lebih peka terhadap perkembangan pengetahuan, kadang kala kita tidak menyadarinya, dengan membaca otak kita bekerja untuk merekam hal baru yang kita terima, sehingga banyak hal-hal baru yang terserap dalam memori otak kita dan membuat ilmu kita terus bertambah, jadikanlah budaya membaca mengisi hari-hari kita. Suatu kegiatan yang sangat bermanfaat bagi kita, kita bisa memulai dari diri kita sendiri, bagaimana kita menjadikan budaya membaca adalah kebutuhan untuk menambah pengetahuan yang kita miliki,ketika kita membaca dan memperoleh pengetahuan yang baru maka otak akan mengolah hasil bacaan kita, kemudian menyimpannya didalam otak kita untuk diaplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Berbagai buku bacaan sangat mudah kita peroleh saat ini, berbagai macam buku terjemahan dari para penulis terkenal bisa dengan mudah kita dapati, di berbagai perpustakaan terdapat berbagai bagai macam buku pengetahuan baik yang ditulis oleh penulis lokal ataupun luar negeri, sungguh malang nasib buku-buku tersebut jika masih berjajar rapi dan hanya dihiasi debu kotor, kadang kala hanya sebagai pajangan saja, sungguh ironis sekali melihat kenyataan yang terjadi seperti sekarang ini, buku-buku yang mengandung kekayaan intelektualitas penulisnya terbengkalai tanpa kita tahu isi kandungan ilmu didalamnya, seolah buku itu tidak berguna,disebabkan karena kita malas membaca, kenyataan seperti ini mengikis habis budaya gemar membaca yang sangat bermanfaat bagi kita semua. Sudah saatnya bagi kita semua, memupuk dan melestarikan budaya membaca agar tidak terkikis habis, membaca membawa kita menembus luasnya cakrawala pengetahuan dunia, dengan membaca kita bisa menggenggam peradaban dunia, budaya membaca membawa kita menambah wawasan pengetahuan kita. Dari tahun ke tahun semakin banyak media untuk mempermudah kita untuk membaca, tidak hanya buku saja, diantaranya kita mengenal buku digital atau kata istilahnya ebook, dengan menggunakan ebook ini kita memiliki fasilitas yang mempermudah kita dalam membaca, didalamnya bisa menyimpan atau menjadi perpustakaan buku digital, kita bisa memilih buku apa yang akan kita baca dengan mudahnya, sehingga begitu efektif untuk membaca berbagai buku dalam bentuk digital tanpa harus membawa buku aslinya. Walaupun tidak semua buku versi aslinya ada dalam bentuk digital dan tidak semua orang memiliki ebook karena mungkin belum terjangkau oleh beberapa kalangan dari kita. Ketika peradaban Eropa diselimuti kegelapan, para bangsawan Eropa berbondong-bondong menerjemahkan kitab-kitab dari penulis terkenal dari belahan dunia lainnya, seperti Ibnu Sina, Aljabar dan lainnya, yang tak lain adalah ilmuwan Muslim yang terkenal saat itu karena berhasil mencapai masa keemasan ilmu pengetahuan dan menghasilkan karya intelektualitas yang tinggi. Terjemahan kitab-kitab kedalam bahasa latin itu kemudian disebarkan ke penjuru Eropa untuk dibaca dan dipelajari sehingga sedikit demi sedikit bangsa Eropa bisa bangkit dari masa kegelapan dan menjadi bangsa yang besar dan berpengaruh di masa kini. Banyak diantara kita yang sulit membaca bukan karena faktor buta huruf, akan tetapi disebabkan malas atau semacamnya, selama kita bisa memahami dan mengerti akan manfaat membaca buat diri kita, maka sepantasnya kita harus berusaha memupuk kesadaran membaca kita agar tidak mudah luntur, sehingga budaya membaca terpelihara dan kita menularkannya kepada keluarga, kerabat dan rekan kerja demi melestarikan budaya membaca bagi kepentingan bersama, berbagai usaha telah dilakukan pemerintah untuk memupuk budaya membaca kepada masyarakat, dengan di luncurkannya perpustakaan keliling, untuk mempermudah masyarakat mengaksesnya, berbagi macam buku bacaan dipinjamkan secara gratis untuk masyarakat, supaya kegiatan gemar membaca mewabah diantara masyarakat kita, dan hasilnya masyarakat kita memperoleh pengetahuan yang baru dengan kegiatan membaca ini, marilah kita bersama-sama bahu membahu memupuk kesadaran membaca dan melestarikannya sedari dini.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment