Gajah mati meninggalkan gading, Manusia mati meninggalkan karya, begitulah isi sambutan dari M. Faisol, M.Ag selaku Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra Arab. Dalam rangka pembukaan Gubuk Sastra yang di prakarsai oleh HMJ Bahasa dan Sastra Arab, tepatnya 28 September 2011 bertempat di gedung B Kampus UIN Maliki Malang. Acara pembukaan Gubuk Sastra sebagai program kerja Divisi Tarqiyatul Adab, dimulai dengan khotmil Qur’an bertempat di Kantor HMJ BSA ba’da Ashar dan dilanjutkan dengan Seremonial jam 8 malam sebagai bentuk keperdulian dan tanggung jawab terhadap perkembangan dan pelestarian sastra saat ini.
Dalam hal ini, Gubuk Sastra sebagai wadah mengembangkan kreatifitas dan bakat, diharapkan juga mampu menghasilkan para ahli sastra, baik puisi, cerpen, novel dan bentuk sastra lainnya. Sehingga muncul para sastrawan masa depan dari Gubuk Sastra ini. Tenggelamnya Kapal Vanderwick oleh Buya Hamka, Andrea Hirata dengan Laskar pelangi nya, banyak lagi sastrawan masa kini dengan berbagai macam genre, tidak ketinggalan Habiburrahman El Shirazy yang fenomenal berkat karya Ayat-Ayat Cinta, baik Novel atau Film yang diangkat dari karyanya tersebut adalah sebagian contoh Sastrawan dengan apresiasi yang tinggi atas karya mereka .
Bagimana kita memulai membuat karya? Pertanyaan dari mahasiswa baru ini ditujukan kepada Sekjur M. Faisol, M.Ag dalam sesi tanya jawab perihal Gubuk sastra. Beliau menanggapi dan apresiasi terhadap mahasiswa yang telah menelurkan karyanya, terutama bagi mereka yang telah berani mengirimkan karyanya ke media massa. Di mana dan kapanpun kita bisa memulainya, jangan pernah putus asa dan menyerah dalam membuat sebuah karya, beliau mencontohkan bagaimana seseorang berusaha mengirimkan karyanya ke media massa meskipun telah puluhan kali gagal dimuat, dan pada akhirnya kepuasan dicapai setelah usahanya membuahkan hasil. Hal yang terpenting adalah mencoba, dengan mencoba peluang untuk berhasil lebih besar daripada tidak sama sekali.
Antusiasme yang ditunjukkan oleh para hadir yang terdiri dari sebagian pengurus, mahasiswa baru dan sesepuh Gubuk Sastra adalah bentuk kepedulian terhadap kemajuan sastra. Ketika karya kita dikenal oleh orang lain dan mendapat apresiasi yang tinggi bukanlah kebanggaan pribadi semata, baik keluarga, sanak saudara dan tentunya guru kita turut menaruh rasa bangga atas hal tersebut, walaupun banyak resiko yang akan dihadapi, baik buruknya kualitas tata bahasa dan kritik yang membangun adalah tantangan kita untuk menghasilkan sebuah karya.
Gubuk Sastra hanyalah sebagian dari wadah untuk mengembangkan sastra, terutama bagi kalangan mahasiswa yang memiliki kemauan untuk ikut andil melestarikan sastra, dengan dibukanya Gubuk Sastra ini diharapkan dapat menjaring banyak calon sastrawan masa depan dan memunculkan karya-karya fenomenal yang diakui dan diapresiasi positif. Semua butuh proses, begitulah penutup dari sambutan M. Faisol, M.Ag. dibalik kesuksesan ada sebuah proses untuk menuju kesuksesan, mencoba dan berani untuk memulai menjadi kunci untuk mengawali proses tersebut, di mana dan kapanpun kita mau untuk memulai, saat itu juga proses akan dimulai, harapan kedepan beliau juga menginginkan para hadir tentunya mengaplikasikannya alias praktek langsung dan membuktikan karya yang telah berhasil dibuat.
Wednesday, September 28, 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment