NILAI – NILAI BAHASA ARAB
Terkadang kita berpikir bahwa bahasa itu bebas dari nilai padahal hal tersebut keliru. Mengapa demikian, karena bahasa merupakan subjek yang sangat erat hubungannya dengan nilai-nilai yang terbina dari sebuah kebudayaan atau suatu bangsa (www.jalan_talawi.com). Dalam tulisan ini mencoba memaparkan nilai-nilai bahasa arab apakah nilai tersebut, lalu apakah bahasa arab sangat kaya akan nilai, pada aspek manakah nilai-nilai yang terdapat di dalam bahasa arab.
A. Definisi, Ciri, dan Jenis Nilai
Kita awali dengan mengetahui pengertian, makna, ciri dan jenis nilai secara utuh. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke-3 (2002: 783) disebutkan bahwa nilai memiliki beberapa arti, 1. Harga/ taksiran, 2. Harga uang, 3. Angka kepandaian, 4. Banyak sedikitnya isi; kadar mutu, 5. Sifat-sifat (hal-hal) yang prnting atau berguna bagi manusia, 6. Sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai dengan hakikatnya.
Jadi, dari ke-enam pengertian nilai di atas dapat ditarik bahwa nilai adalah suatu yang berharga, menunjukan kualitas dan berguna. Selain itu terdapat beberapa ciri, sebagaimana dikemukakan oleh Bambang Darsoeno di dalam (www.uzey.blogspot.com) ada beberapa cirri nilai, di antaranya ialah:
1. Nilai merupakan suatu realitas abstrak dan ada di dalam kehidupan manusia yang bernilai. Contoh, nilai kesopanan itu abstrak, tetapi kesopanan yang dapat diamati dan dinilai.
2. Nilai memiliki sifat yang normatif, artinya nilai mengandung sebuah harapan, cita-cita, dan suatu keharusan sehingga memiliki sifat yang ideal (das sollen).
3. Nilai sebagai daya dorong dan motivator dan manusia adalah pendukung nilai, manusia bertindak berdasarkan nilai yang diyakininya. Misalnya ketakwaan yang mendorong manusia untuk mencapai derajat ketaqwaan.
Selain itu, di dalam filsafat nilai dibedakan menjadi tiga macam. Pertama, nilai logika berkaitan dengan (benar dan salah), Kedua. estetika yang berkaitan dengan (indah dan tidak indah). Ketiga, etika / moral yang berkaitan dengan (baik dan buruk).
Lalu, Natanegoro di dalam (www.uzey.blogspot.com) menjelaskan ada tiga macam nilai, yaitu sebagi berikut,
1. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani manusia, atau ragawi manusia.
2. Nilai keindahan atau nilai estetika, yang bersumber dari unsur perasaan (emotion) manusia.
3. Nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber dari unsur kehendak, karsa atau will.
4. Nilai religi yang merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak serta bersumber dari kepercayaan atau keyakinan manusia.
B. Bahasa dan Nilai – Nilai Bahasa Arab
Setelah sedikit membahas mengenai nilai, ada sedikit pertanyaan bahwa bagaimana bahasa mengandung nilai. Karena nilai itu abstrak, kita bisa melihat nilai-nilai dari suatu bahasa yaitu dari wujud bahasa itu sendiri.
Sedikit menyinggung dalan sebuah dikotomi di dalam bidang kebahasaan atau linguistika. Seorang strukturalis, beliau adalah Ferdinan de Saussure di dalam (Chaer A, 2007: 347) menjelaskan bahwa di dalam bahasa ada yang disebut dengan la langue dan la parole, La langue merupakan sistem tanda bahasa yang berfungsi sebagai alat komunikasi yang abstrak yang belum diwujudkan berupa sebuah bahasa baik lisan maupun tulis, sedangkan la parole adalah realisasi atau la langue lebih jelas lagi wujud ujaran yang kongkrit dan teramati yaitu ujaran lisan dan bentuk tulis. Di sini kita berkesimpulan bahawa untuk mengamati nilai-nilai dari sebuah bahasa (Bahasa Arab) yaitu dengan mengamati wujud ujaran nyata bahasa arab itu sendiri yaitu la parole.
Berlanjut ke pembabahasan bahasa dengan faktor luar bahasa, nilai-nilai bahasa arab dalam hubungannya dengan faktor-faktor luar bahasa di dalam istilah linguistik umum ada yang disebut dengan istilah linguistik makro. Yang merupakan ciri hakikat bahasa itu sendiri di dalam penggunaanya. Sebagaimana dikemukakan oleh Chaer (2007: 59) linguistik makro berkaitan dengan kegiatan social dan suatu masyarakat atau hubungan masyarakat dengan bahasa dalam penggunaanya.
C. Nilai – Nilai Bahasa Arab Dalam Interaksi
Disini saya akan mencoba mengemukakan nilai-nilai bahasa arab dalam kaitannya dengan kegiatan interaksi penutur bahasa atau masyarakat yang membentuk nilai-nilai bahasa, yaitu dalam tindak sosial, di dalam ilmu ma’ani ada beberpa contoh kasus tindak bahasa, yaitu sebagai berikut:
1. Kesantunan Imperatif / Amr
Pembagian perjenis dari bentuk amr (amr,du’a, dan iltimas).
Nurbayan dan Zaenudin mengemukakan (2007: 34) bahwa pada dasarnya kasus tersebut perintah dari yang lebih tinggi kepada yang lebih rendah (amr), misal dari Tuhan kepada manusia, bentuk perintah dalam kesetaraan (iltimas) sesama manusia kesetaraan umur.
Sebagi contoh, dalam penggunaannya kesantunan imperatif dicontohkan dalam bentuk pertanyaan (istifham), contohnya: فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ yang artinya ‘apakah kalian tidak mau berhenti?’. Padahal ungkapan tersebut merupakan perintah Alloh Swt untuk berhenti dari meminum khomar ‘berhentilah’. Apabila kita bahas dalam kajiaan pragmatik ada beberapa pijakan, sebagaimana diungkapkan oleh Rahardi (2009: 34) di antaranya ialah:
a. Teori tindak tutur (speec act teori)
b. Teori kesantunan bahasa ( politines theory act)
c. Teori praanggapan, implikatur dan entailmen.
2. Selain itu ada beberapa kasus dimana orang arab bila berbincang dengan orang asing yang bias berhasa arab cendrung terbuka seperti penggunaan akhi contohnya, sebagaimana di ungkapkan oleh Anton Moeliono (1986:42) dalam masalah orang (in-group) kesamaan secara psikologis, yaitu bahasa dan agama.
Dalam contoh ayat di atas praanggapan kepada ahlul khitab, dan sekaligus tindakan ilokusioner yaitu melakukan suatu maksud dengan fungsi tertentu, dan hal ini senada dengan pendapat Chaer dan Agustina (2004: 53) dimana tindakan ilokusi bisanya berkaitan dengan tindakan performatif yang eksplisit seperti berterimaksih, menyeruh, member izi, melarang, dan lain-lain. Dan masih contoh kesantunan di dalam bahasa Arab dalam tindak performatif. Dan ini merupakan nilai-nilai kesantunan yang dapat dikaji dengan bahasa arab sebagai wujun kongkrit dari nilai tersebut.
D. Nilai – Nilai Bahasa Arab Dari segi Internal Bahasa
Disini saya akan mencoba mengemukakan nilai-nilai bahasa arab dalam kontek internal, mikronya bahasa yaitu sistem bahasa, struktur bahasa itu sendiri secara langsung (Kridalaksana H, 2009: 155). Yaitu:
1. Graf / Huruf
Sisitim aksara arab merupakan salah satu sistem yang menarik, dengan cara penulisan darikiri ke kanan. Apa bila ditinjau dari sejarah, tulisan arab bersal dari tulisan Sriya yaitu di kota Lakhmid dan dimantapkan pada abad ke 7 M (Chejne, A.G, 1996: 31).
Ada nilai-nilai yang terkandung dari sistem aksara arab, nilai yang dimaksud adalah nilai estetis atau keindahan, mengapa hal itu bias terbentuk Karen di dalam dunia Islam terdapat larangan penggambaran lukisan makhluk hidup, oleh sebeb itu sistem aksara arab lebih dikembangkan kedalam masalah seni, yaitu seni kaligrafi Arab. Yang merupakan salah satu media utama untuk mengungkapkan rasa seni seseorang. Huruf-huruf yang ditulis dengan indah befungsi untuk menghiasi mesjid, bangunan-bangunan sejrah, keramik-keramik, naskah-naskah, dan kesemuanya mwngandung nilai-nilai estetik yang sangat luar biasa (Chejne, A.G, 1996: 32).
2. Gramatika / Tatabahasa
Apabila kita melihat kembali pada sejarah penganjaran bahasa pada jaman renaisans yaitu jaman pembukaan abad modern, adanya suatu keharusan mempelajarai bahasa Yunani, Latin, dan Arab. Yang mana ketiga bahasa tersebut memiliki sistem kaidah yang rumit. Dalam sistem pembelajaran ketika waktu itu, para pemelajar diharuskan menguasai seluruh sistem kaidah tatabahasa secara baik dan mendalam, yang mana kegiatan tersebut merupakan sebuah tindakan yang berfungsi untuk melatih kecerdasan. Demikian dengan bahasa arab dengan kaidahnya yang rumit, memiliki nilai-nilai material yang tinggi serta memiliki kegunaan bagi manusia yaitu melatih akal dan logika.
Kemudian untuk pngembangan pribadi, sebagi contoh. Abdul Malik seoran klalifah pada masa bani umayah menyuruh anaknya Al Walid ke gurun pasir dimana tempat tersebut merupakan tempat yang terbaik untuk memperlajari bahasa arab. Menurut Al Fakhri di dalam (Syalabi A, 2003:71) Abdul Malik mendatangkan para ahli nahwu. Abdul Malik menganggap bahwa orang yang pantas menjadi pemimpin arab adalah yang baik bahasanya.
Jadi dapat dibuktikan dari sejarah bahwa begitu besar nilai-nilai bahasa arab dalam membentuk seorang probadi pemimpin.
3. Naskah / text
Nilai-nilai bahasa arab juga terdapat di dalam naskah-naskah, baik keagamaan, ilmiah, dan sastra.
a. Naskah keagamaan (religious texts)
Naskah keagamaan yang menggunakan bahasa arab asli ialah Al Quran dan Hadis, yang berfungsi sebagai sumber hokum islam, pedomen kehidupan manusia, dan sumber ilmu pengetahuan. Di dalam kedua naskah tersebut terkandung seruruh nilai dan bersifat absolute sebagai sebuah keyakinan, nilai material sebagai pedoman hidup, nilai estetika penyusunan dalam aspek bahasa yang bagus di dalam Al Quran dan Hadis.
Kesemua nilai yang terkandung di dalam Al quran dan Hadis memang bersifat abstrak, tetapi dengan adanya bahasa Arab sebagai la parole, semua nilai-nilai bias dirasakan dan terwujud dan dimanfaatkan. Dengan demikian bahasa arab sebagai bahasa media yang mengantarkan pada nilai estetis, agama, moral, dan material.
4. Naskah sastra (Nash al adabi / literary texts)
Sastra di dalam bahasa arab memiliki beberapa pengertian. Di dalam Ensiklopedi Islam II (2002: 151). pertama, Al Adab ialah pendidikan dan pembinaan untuk mencapau akhlah mulia dan sifat terpuji. Dan kedua, Al Adab pengajaran prosa dan syair serta yang berkaitan dngan sejarah, silsilah dan kebudayaan.
Beberapa pakar mengemukakan bahwa/ sastrawan mengemukakan bahwa sastra adalah pendidikan, sebagimana dikemukakan oleh Mardiyartul S.K di dalam (www.karya_ilmiyah.com) dimana beliau melakukan penelitian dalam salah satu prosa berbahasa Arab yaitu Al Adabi Al Islamiyati Liatfali karya Ukhasyah Abdul Manan Ath Thayyobi dan Mahmud Abdul Manan, beliau mengenukakan bahwa dalam prosa arab tersebut terkandung nilai-nilai keislaman seperti amanah, syukur, sabar, dan istiqomah.
Selain prosa, bahasa arab juga terkenal dengan syair-syair nya dari jaman sebelum islam hingga sekarang. Dimana dalam isinya memiliki banyak tema serta mengandung nilai-nilai. Muzakki A, (2006:86-90) mengeukakan beberapa tema syair, di antaranya ialah:
a. Al Hamaasah, yaitu syair yang membicarakan sifat-sifat keberanian kukuatan dan ketangkasan seseorang, mencemoohkan orang yang penakut di medan perang.
b. Al Fakhr, yaitu tema syair yang lebih-lebihkan dan membanga-banggakan akan keberanian sukunua.
c. Al-Madh, sanjaungan atau pujian terhadap seseorang yang baik akhlaknya, tabiat, dan terpuji sikapnya.
d. Ar Ritsaa, yaitu tema syair yang mengungkapkan tema putus asa.
e. Al Hija, tema syair yang berisi kebencian dan ketidaksukaan.
f. Al Washf, mendeskripsikan mengenai sesuatu seperti alam.
g. Al Ghazal, membicarakan seorang wanita yang dicintai.
h. Al I’tidzar, tema syair yang menyatakan permintaan maaf.
Selain syair di dalam kesusastraan arab ada juga yang dkenal dengan Al Hikmah (kata-kata bijak) lalu Al Amtsal (Peribahasa), Al Khitabah (pidato), Al Washiyah (wasiat). semua genre dia atas tentu memiliki nilai estetia, moral, dan logika. Itulah fungsi bahasa arab sebagai wujud kongkrit dari keabstrakan nilai-nilai. Jadi dengan bahasa aran kita bias merasakan dan memanfaatkan seluruh nilai-nilai yang ada di kehidupan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, A. (2007). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Chear. A, Agustia L.(2004). Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta
Chejne A,G. (1996). The Arabic Language Its Role in History. Terjemahan. Jakarta:
P2LPTK.
Fitri, A. (2009). Nilai-Nilai Bahasa. [online]. Terlihat:
http://jalantelawi.com/2009/02/nilai-nilai-bahasa. (diakses 21 Oktober 2010).
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002). Jakarta: Balai Pustaka.
Kridalaksana. H. (2009) Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia.
Mardiyatul, S.K. (2006). Nilai–Nilai Islami Dalam Naskah Berbahasa Arab. [online]. Terlihat: http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/sastra-arab/article/view/. (diakses 21 Oktober 2010).
Moeliono, A. (1986). Santun Bahasa. Gramedia: Jakarta.
Muzakki, A. (2006). Kesusastraan Arab Pengantar Teori dan Terapan.Ar Ruzz Media: Jogjakarta.
Nata, A. dkk. (2002). Ensiklopedi Islam Jilid II. Ichtiar Baru Van Hoeve: Jakarta.
Rahardi, K. (2009).Kesantunan Imperatif Bahasa Indonedia. Erlangga: Jakarta.
Internet online
Salabi, A. (2003). Sejarah dan Kebudayaan Islam Jilid II. Jakarta: Pustaka Al-Husna.
Sauri, S. (2006). Pendidikan Berbahasa santun. Bandung: Genesindo.
Uzey. (2009). Pengertian Nilai. [online]. Terlihat:
http://uzey.blogspot.com/2009/09/pengertian-nilai.html. (diakses 21 Oktober 2010).
Zaenudin M, Nurbayan Y. (2007) Pengantar Ilmu Ma’ani. Bandung: Zein Al-Bayan
No comments:
Post a Comment