Komunikasi Non-verbal
Seperti kita ketahui, komunikasi nonverbal merupakan suatu aktivitas yang dilakukan dengan menggunakan lambang, selain bahasa verbal, seperti gerak tubuh, pakaian, dan lain-lain (Taringan dkk, 2002: 2.24). Dalam kegiatan komunikasi begitu banyak informasi secara nonverbal dalam percakapan sehari-hari sehingga aspek bahasa verbal terabaikan. Da hal ini berlaku bagi fungsi-fungsi bahasa interaktif, dimana kontak kegiatan komunikasi yang bukan hanya menggunakan aspek verbal.
Douglas, H.G. (2009: 261) mengemukakan bahwa komunikasi nonverbal seperti gerak mata, tubuh, anggukan, yang lebih diklenal dengan bahasa diam merupakan suatu ekspresi budaya yang begitu terikan dengan komnikasi nonverbal dari pada komunikasi verbal. Bahasa verbal mensaratkan penggunaan satu indra, yaitu indra pendengaran, namun Douglas, H.G. (2009: 261-264) masih ada beberapa indra yang kita gunakan dalam tindak komunikasi di antaranya adalah.
a. Kinesik
Setiap budaya dan bahasa menggunakan bahasa tubuh, atau kinesik, dengan cara-cara yang unik namun bisa ditafsirkan dengan jelas semua kebudayaan dalam sejarah kebudayaan manusia bertumpu pada kinesik untuk meyampaikan pesan-pesan penting seperti melipat tangan, menyilangkan kaki, berdiri, berjalan, mengerakan mulut dan mata, dan sterusnya. Menurut Douglas, H.G. (2009: 261) saat ini hampir setiap buku tentang komunikasi hanya membahas bagaimana berkomunikasi dan salah dalam berkomunikasi.
Dalam konteks lintas budaya dan linguistik, komunikasi kinesik memiliki banyak variasi yang sangat banyak terutama dalam penafsiran-penafsiran spesifik gerak tubuh. Setiap orang menggerakan kepala, mengedipkan mata, menggerakan lengan dan tangan. Namun signifikansi gerakan-gerakan tersebut bervariasi antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya. Seperti orang Indosesia mengangukan kepala untuk persetujuan, dan orang Punjab di India menggoyangkan kepala dengan cepat dari bahu kebahu.
b. Kontak Mata
Setiap budaya berbeda-beda dalam modalitas visual komunikasi nonverbal ini. Douglas, H.G. (2009: 262) mengemukakan
di dalam budaya Amerika diperbolehkan antara dua partisipan yang bersetatus sederajat diperbolehkan mempertahankan kontak mata yang lama, bahkan mereka menafsirkan dalam tindak komunikasi tanpa disertai dengan kontak mata dianggap sebagai tidak adanya perhatian yang tidak sopan, sedangkan dalam budaya jepang kontak mata bisa dianggap kasar. Interferensi antarbudaya dalam kategori nonverbal ini bisa mengakibatkan kesalah pahaman.
Bukan hanya kontak mata yang meupakan sebuah kategori penting, tetapi gerak mata dalam beberapa hal merupakan kunci komunikasi. Mata bisa mengisyaratkan minat, kebosanan, empati, permusuhan, ketertarikan, pemahaman, kesalahpahaman, dan lain-lain. Sebuah aspek penting dalam percakapan yang leluasa dan tidak ambigu dalam bahasa kedua adalah pemerolehan konvensi-konvensi untuk menyampaikan pesan dengan isyarat mata.
c. Proksemik
Douglas, H.G. (2009: 262) proksemik merupakan sebuah kategori komunikatif yang penting. Setiap kebudayaan memiliki gaya yang berbeda mengenai jarak yang bisa diterima untuk percakapan Edward Hall di dalam Douglas, H.G. (2009: 262) memperhitungkan jarak yang bisa diterima bagi wacana public, social-konsultatif, personal, dan akrab, beliau mencontohkan bahwa orang-orang Amerika merasa bahwa sebuah gelembung ruang personal tertentu sudah dilanggar ketika seorang asing berdiri lebih dekat dari 20-40 inchi, kecuali untuk ruang yang terbatas.
d. Artefak
Artefak merupakan pesan-pesan nonverbal seperti pakaian, perhiasan, yang merupakan aspek penting dalam kimunikasi. Pakaian sering mengisyaratkan dengan harga diri, kelas sosioekonomi, dan karakter umum seseorang. Perhiasan juga menyampaikan pesan-pesan tertentu. Dalam sebuah kelompok percakapan multicultural, artefak-artefak itu bersama isyarat yang lain, bisa menjadi faktor signifikan dalam menyingkirkan rintangan, mengidentifikasi karakteristik personalitas tertentu, dan menetapkan suasana umum.
e. Kinestetik
Menyentuh kadang-kadang disebut kinestetik adalah aspek lain yang bermuatan budaya komunikasi nonverbal
No comments:
Post a Comment