tulisan ini banya sebuah kegelisahan yang saya tuangkan. mudah-mudahan bermanfaat dan menjadi bahan perbincangan semua pihak.
Sekilas berbicara mengenai bahasa, tetntu di dalam semua bahasa memiliki idiom sebagai variasi dalam mengungkapkan makna dari bahasa tersebut, terutama dalam bahasa yang kaya, atau bahasa yang memiliki warisan kebudayaan yang sangat tinggi. Dalam tulisan ini saya akan mencoba membahas, 1) pengertian idiom, 2) idiom di dalam bahasa Indonesia, 3) idiom dalam Bahasa Arab.
A. Definisi
Dalam kamus Oxford (Jilid I, 1992:471) istilah latin idiom dikenal dengan Idioma, dan dalam bahasa yunani istilah idiom ditulis dengan Idióm, yang memiliki arti special phrasing form ‘bentuk kalimat khusus. Lalu dalam kamus Webster’s New World Dictianary (1951: 721), idiom memiliki arti peculiar phraseology atau ‘penysunan kata-kata yang aneh. Di dalam kamus ini dijelaskan pula bahwa idiom,
1. The Language or dialect of people region, class, etc.
2. The usual way in which word of a language are joned to gethe, to express thought.
3. An accepted phrase, contruction, or expression, contrary to the usually patterns of the language or having a meaning different from the literal.
4. The style of expression characteristic of an individual as the idiom of Carlyle.
Jadi dengan demikian, dapat diketahui bahawa idiom terjadi pada bahasa atau dialek masyarakat dalam suatu wilayah, lalu diterangkan bahwa idiom merupakan penggabungan kata dalam sebuah bahasa untuk mengekspresikan pikiran, bentuk kalimat khusus, penyusunan kata-kata yang khas, idiom memiliki makna yang berbeda dari makna aslinya (literal), idiom adalah gaya ekspresi dari idividu, kontruksi yang maknanya tidak sama dengan gabungan makna unsurnya. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat dari Jeseph H.F dan David B.C (721: 1951), Julius dan Susanto M (2002: 417), Kridalaksana (2009:90), Mc Arthur T dan Fery (1992: 472).
Dan pola-pola struktur idiom, terdapat struktur yang menyimpang dari kaidah-kaidah bahasa yang umum, biasanya bentuk frase, dan artinya tidak bisa diterangkan secara logis atau gramatikal (Hidayat, dan Rahmani 2006:123) karena idiom merupakan fenomena dalam pemakaian bahasa yang dilakukan oleh penutur bahasa.
B. Idiom Dalam Bahasa Indonesia
Lalu bagaimana dengan pengertian idiom dalam bahasa Indonesia dan pembagiannya, dimana. Chaer, A (2007: 296) membagi idiom menjadi beberap macam macam,
1. Idiom penuh, merupakan idiom yang semua unsur-unsurnya sudah membaur menjadi satu kesatuan, sehingga maknanya terkandung dari kesatuan tersebut, contoh, panjang tangan yang memiliki arti orang yang suka mencuri,
2. Idiom sebagian, dalam idiom ini salah satu unsurnya masih memiliki makna leksikal. Contoh, buku hitam yang memiliki arti buku catatan mengenai orang telah melakukan tindak kriminal, dari idom ini kata buku masih memiliki makna leksikalnnya.
3. Idiom yang maknanya tidak bisa diramalkan (Peribahasa), dalam menyelami makna idiom ini, tidak bisa dilakukan secara leksikal maupu gramatikal.
Contoh, bektok tikoro di dalam bahasa Sunda yang berarti susah dalam rezeki, makna dari peribahasa tersebut bisa diketahui dengan melakukan asosiasi. Makna peribahasa ini memiliki asosiasi bahwa tenggorokan yang membengkok tentu sulit untuk melakukan kegiatan makan dan minum meskipun banyak serta sulit menikmatinya.
pengertian idiom tersebut terdapat disejajarkan dengan peribahasa padahal sesuai dengan penjelasan di atas pengertian idiom tentu lebih luas dari itu, padahal secara bahasa idiom mencakup style, gaya, teknik, metode, seni, dan lain. Lalu bagaimana dengan idiom di dalam bahasa Arab.
C. Idiom di dalam Bahasa Arab
Lalu bagaimana dengan idiom di dalam bahasa arab, kata idiom dipadankan dengan kata ‘al usluub atau الأبلسوب memiliki arti style, diction, expression, phraseology, phrasing, writing (Baalbaki, R (1995: 107). Jadi bahasa arab pun memili padanan kata idiom, yaitu usluub.
1. Lalu apabila kita berbicara mengenai usluub di dalam bahasa arab dengan melakukan pendekatan dari bahasa secara umum, atau mengacu kepada idiom sebagai grup kata-kata yang mempunyai makna tersendiri yang berbeda dari makna tiap kata atau leksikalnya,
Sebagai contoh, gabungan antara verba dan preposisi di bawah ini, yang diambil dari (Ali dan Muhdlor, 1998: 980),
Arti | Gabungan | Pola | |
Preposisi | Verba | ||
Suka | في | رَغِبَ | رَغِبَ في |
Memohaon | إلي | رَغِبَ | رَغِبَ إلي |
Benci | عن | رَغِبَ | رَغِبَ عن |
Memilih | بــــ | رَغِبَ | رَغِبَ بــــ |
Contoh di atas merupakan pola penggabungan antara verba dan preposisi, yang lebih dikenal dengan verb preposision atau al fi’lu al muta’aliqot. Kata roghiba merupakan satuan kata kerja dari gabungan kata kerja dan haraf yang memiliki makna tersendiri. Maka apa bila kita ingin memaknai pola di atas, maka harus diikutsertakan antara verba dan preposisi di atas.
2. Lalu bagaimana dengan idiom sebagai gabungan antar kata (frase), dan kaliamat, dimana dalam memahami makna dari idiom tersebut, tidak bisa dilakukan dengan menyelami dari aspek leksikal dan gramatikal, berikut bebrepa contoh kinayah yang di ambil dari (Zaenudin dan Nurbayan, 2007: 56-63), Dimana dalam tulisan ini saya jadikan sebagai bagian dari idiom,
Makna | Arti | Susunan | Contoh | |
Dermawan | Banyak abu | الرِّمادِ | كثير | كثير الرِّمادِ |
Cerdik | Angota tubuhnya rapih | الأعضاء | متناسب | متناسب الأعضاء |
Pemberani | Panjang Sarung pedang | النَّجَادِ | طويلُ | طويلُ النَّجَادِ |
Keras kepala | Tabal hati | القلب | غليظُ | غليظُ القلب |
Dia sedang marah | Ia membengkakan Leher | الأوْداج | هو مُنْتفخ | هو مُنْتفخ الأوْداج |
Contoh di atas merupakan contoh idiom yang merupakan hasil penggabungan dari beberapa kata, saya menyajikan contoh idiom di atas dengan pendekatan idiom sebagai gabungan dari beberapa unsur yang telah digabungkan. Untuk memahami makna idiom di atas harus melakukan asosia bagaimana kontek sosial budaya masyarakat penutur bahasa Arab, dan bagaimana idiom di atas terbentuk lalu menacari equivalensi equivalensi atau padanan dari kata tersebut.
D. Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan idiom merupakan sebuah bahasa, gaya, cara mengungkapkan seorang penutur di dalam bahasanya. Idiom merupakan penggabungan dari beberapa unsur kata, dimana makna idiom tersebut berbeda dengan makna tiap unsurnya. Idiom di dalam bahasa Indonesia disejajarkan dengan peribahasa. Padanan idiom di dalam bahasa Arab adalah ushlub, dan makna ushlub memiliki makna yang lebih luas.
E. Daftar Pustaka
Ali A dan Muhdlor A.Z. (1998) Kamus Kontenporer Arab Indonesi. Jogjakarta: Multi Karya
Grafika.
Baalbaki R. (1995). Al-Mawarid Qomus Arabic-English. Dar El-IlmiL: Berut.
Chaer, A. (2007). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Hidayat, A.F dan E.N Raahmani. (2006). Ensiklopedi Bahasa-Bahasa Dunia dan
Peristilahan dalam Bahasa. Bandung: Pustaka Grafika.
Joseph, H.F dan David B.C. (1951). Webster’s New World Dictionary of The American
Language. New York: The World Publishing Company.
Kridalaksana. H. (2009) Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia.
Mc Arthur T , dan Feri. (1992). The Oxford Companion to The English Language.
New York: University Pres.
Tim Penyusun. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarata: Balai Pustaka.
Zaenudin M, Nurbayan Y. (2007). Pengantar Ilmu Balaghah. Bandung: Refika Aditama.